PASURUAN, faktualnews.com – Gubernur Jawa Timur Terpilih, Khofifah Indar Parawansa, menghadiri Bazar Durian Pasrepan, Pasuruan, Jawa timur. Minggu (26/1/2025). Dalam sambutannya, Khofifah menegaskan bahwa bazar ini sebagai upaya mempromosikan kekayaan durian lokal Pasuruan.
Ia bahkan mengakui, bahwa durian khas Pasuruan memiliki rasa yang bersaing dengan durian dari daerah lain. Katanya.
Ditegaskan Khofifah, Kabupaten Pasuruan menjadi daerah penghasil durian terbesar kedua di Jawa Timur setelah Malang, disusul Probolinggo di peringkat ketiga.
Dengan predikat tersebut, Khofifah mendorong pengembangan sektor agrobisnis, khususnya durian premium, untuk memenuhi kebutuhan pasar global.
Sebab saat ini, Jawa Timur dilirik oleh Tiongkok sebagai pemasok durian premium, seperti jenis Black Thorn dan Musang King.
“Bapak Dubes Tiongkok sendiri menyampaikan minat agar Jatim memasok kebutuhan durian premium. Mereka mengakui durian Jatim, seperti Black Thorn dan Musang King, lebih enak dari negeri asalnya,” jelas Khofifah.
Khofifah optimis potensi pasar durian premium ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jatim. Terlebih melalui acara seperti Bazar Durian Pasrepan, Jawa Timur terbukti menunjukkan potensinya sebagai pusat penghasil durian berkualitas. Peningkatan produktivitas durian premium akan membuka peluang besar bagi Jatim untuk bersaing di pasar internasional.
Sementara itu, Camat Pasrepan, Didik Subiyandoko mengatakan bahwa seluruh durian yang berasal dari 7 desa di Kecamatan Pasrepan ditampilkan dalam bazar durian yang dilaksanakan di Rest Area Pohgading, Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan, selama dua hari, mulai Sabtu (25/1/2025) sampai Minggu (26/1/2025) dengan variasi harga mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 100 ribu perbuah.
“Tujuh desa penghasil durian diantaranya Desa Petung, Galih, Ngantungan, Sibon, Tempuran, Ampelsari dan Mangguan. Dari ketujuh desa tersebut, Desa Petung memiliki potensi durian paling banyak. Bahkan sampai 30 varian. Seperti Si Kasemin, Si Apem, Si Bajol, Si Laron, Si Karim dan lainnya, “katanya